Sejarah pembentukan Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) sebagai salah satu lembaga di bawah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tidak dapat dipisahkan dari dinamika internal organisasi yang terjadi pada Kongres ke-7 HMI di Jakarta pada tahun 1963. Dalam kongres ini, untuk pertama kalinya HMI secara resmi mengesahkan pembentukan lembaga-lembaga khusus sebagai bentuk pengembangan dan pelembagaan peran strategis kader HMI dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk bidang keprofesian, kekaryaan, dan keislaman. Inilah titik tolak institusionalisasi lembaga yang kelak berkembang menjadi LDMI dan lembaga-lembaga lainnya seperti LKMI, LSMI, LPMI.
Pembentukan lembaga ini berangkat dari kesadaran bahwa HMI tidak hanya harus berperan dalam pergerakan mahasiswa secara umum, tetapi juga harus mampu mencetak kader profesional dan ideologis yang dapat berperan langsung dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, melalui kongres ini disahkan lembaga awal bernama Lembaga Kekaryaan, yang kemudian berkembang menjadi Lembaga Pengembangan Profesi (LPP). Lembaga ini bertugas untuk memfasilitasi kader HMI agar mampu terjun ke dalam dunia kerja secara profesional, tanpa kehilangan basis ideologinya sebagai kader umat dan kader bangsa.
LDMI menjadi lembaga penting dalam menjaga identitas keislaman HMI di tengah arus sekularisme kampus. Perannya mencakup penyelenggaraan kajian Islam, pelatihan dakwah, pembentukan mentor-mentee untuk pengkaderan ideologis, serta menjembatani komunikasi antara mahasiswa dengan tokoh-tokoh ulama atau cendekiawan Islam. LDMI juga menjadi wadah aktualisasi kader-kader HMI dalam menjawab tantangan zaman melalui pendekatan dakwah yang kontekstual dan rasional.
God does not look at your appearance and possessions, but He looks at your hearts and deeds.
Prophet Muhammad SAW